Resist The Usual

Film Review Boyhood (2014)

12:01:00 AM Posted by prasetcetera , No comments

Menghabiskan dua belas tahun dalam pembuatan, DUA BELAS TAHUN gaes!! Richard Linklater membungkus perjalanan hidup seorang anak manusia bernama Mason dari usia 5 hingga 18 tahun, dan semua itu digambarkan hanya dalam 165 menit. Hasilnya adalah film luar biasa ini, kisahnya begitu nyata dan bergerak dengan dinamis, menjadi sebuah pengalaman yang belum pernah dirasakan penonton manapun sebelumnya. Dan seperti film itu, karakter-karakter didalamnya pun tumbuh bersama film ini. Banyak hal terjadi, konflik, emosi, cinta. Secara ringkas Boyhood adalah hidup itu sendiri.

Tidak ada plot cerita yang rumit karena film ini tentang kehidupan seorang bocah dari kecil hingga beranjak remaja. Mason adalah anak lelaki biasa yang menyukai video game, grafiti, atau kadang-kadang melihat majalah dewasa dengan teman-teman yang lebih tua di lingkungannya. Samantha kakak perempuannya tipe gadis standar, yang mungkin terobsesi dengan Britney Spears (yang memang sedang hype pada masa itu). Ibu mereka, Olivia (Patricia Arquette), bercerai dari ayah mereka, Mason Sr (Ethan Hawke). keluarga yang sedikit berantakan, dua anak ini melewati masa kecil mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan sempat memiliki ayah baru.

Tidak ada keluarga yang sempurna. Olivia, bukanlah ibu yang sempurna. Tapi dia berusaha tanpa kenal lelah. Dia mencoba untuk membuat keadaan lebih baik sebagai single parent dengan pergi ke sekolah lagi demi karir, berusaha mencari suami yang lebih baik, yang kemudian ia kembali menemui kegagalan lagi ketika ia menikahi gurunya di kampus, Profesor Bill, dimainkan oleh Marco Perella, yang di akhirnya menjadi ayah alkoholik dan sering kasar pada Olivia dan anak-anaknya. Mason, Sr di sisi lain adalah orang bebas. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap akan tetapi setiap akhir pekan selalu menyempatkan  untuk mengunjungi dan menjemput anak-anak. Mereka bermain bowling, menonton pertandingan baseball.

Ibu dan ayah (baik Mason Sr atau ayah yang baru), membentuk perspektif hidup Mason dan Samantha. Itu memberikan mereka gambaran tentang apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup, atau apa yang ingin mereka capai. Lebih dari itu, film ini juga memberi kita gambaran pengalaman tentang bagaimana rasanya menjadi anak yang tumbuh dan berkembang di US, bagaimana lingkaran sosial mereka, bagaimana orang tua Amerika mulai berbicara tentang topik-topik tertentu seperti seks dan perjuangan hidup dengan anak-anak di masa perkembangan mereka, dan hal-hal lain. Kemudian juga banyak timemark tertentu yang memberi info bahwa film itu tumbuh seiring waktu dengan yang sedang berjalan saat itu, seperti antrian untuk membeli buku Harry Potter yang terbaru, bermain video game Xbox atau Wii, atau mendukung Obama atas McCain.
Sulit untuk menggambarkan film ini secara padat, karena ini seperti bagian dari biografi Mason. Kita sedang menyaksikan hidup seseorang di sini. Richard Linklater memfokuskan pada pertumbuhan anak-anak ini dan bagaimana orangtua dan faktor sosial mempengaruhi itu semua. Richard seperti sedang menunjukkan bahwa masa kanak-kanak dan remaja adalah momen terpenting dalam kehidupan setiap orang.

Pada akhirnya inilah kisah tentang mencari apa itu hidup yang sebenarnya, berdasarkan pengalaman jatuh bangun setiap karakternya. Dan kisah inipun tidak akan pernah berakhir, sampai kehidupan itu sendiri yang berakhir. Boyhood, dengan semua kerja keras dan upaya para pembuat film, kru, dan pemain yang telah mencurahkan waktunya untuk menyelesaikan film ini wajib kita apresiasi dan salut luarbiasa kepada setiap aktornya yang dengan konsisten mampu memberikan kehidupan kepada karakter yang mereka perankan selama 12 tahun proses pengerjaan.

Rating 
9/10

0 comments:

Post a Comment