Resist The Usual

Film Review No Escape (2015)

2:28:00 AM Posted by prasetcetera , No comments
Beberapa hari lalu akhirnya saya sempat menonton No Escape, jujur tidak ada ekpektasi tinggi ketika memulainya walaupun sudah mendengar film ini mendapat sambutan hangat dari insan perfilman.
No Escape saya pikir awalnya hanya akan menjadi film pelarian diri biasa, apalagi setelah diawal film kita diperkenalkan dengan keluarga Jack Dwyer (Owen Wilson) dengan istrinya yang cantik dan dua anak gadisnya yang masih belia. Tapi saya ditampar keras ketika belum sampai 30 menit, intensitas film sudah meningkat dan terus terjaga hingga akhir. Luarbiasa. Sedikit teringat pada film zombie Brad Pitt yaitu World War Z, cuma bedanya yang jack hadapi disini bukan zombie. Tetapi amarah warga Thailand yang telah memuncak dan telah berubah menjadi ganas dan tak terkendali. Dan No Escape memang film thriller yang secara sederhana memukau penontonnya dengan kesederhanaannya.

Seperti sudah dibahas sedikit tadi, kisahnya berpusat pada keluarga Jack Dwyer (Owen Wilson), pegawai dari sebuah perusahaan air minum asal Amerika yang ditugaskan terbang ke Thailand untuk kerja sama proyek dengan pemerintahan setempat. Jack turut serta membawa keluarganya; sang istri Annie (Lake Bell) dan dua putri kecilnya, Lucy (Sterling Jerins) dan Beeze (Claire Geare). Yang kemudian tidak diketahui Jack adalah beberapa jam kemudian ia dan keluarganya terjebak dalam situasi mengerikan ketika para pemberontak memutuskan untuk mengambil alih pemerintahan termasuk di dalamnya, membunuh semua warga asing yang berada di sana.

Tidak berlebihan rasanya memberi gelar pada No Escape sebagai salah satu film thriller paling apik tahun ini.  Bukan berarti film ini sempurna, naskahnya jujur menurut saya relatif berantakan, banyak dialog maksa khas FTV, tetapi keunggulannya yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana film ini mampu mempertahankan momen suspensenya dengan amat baik, memaksa penontonnya serasa ikut terjebak dalam lingkup ketegangan tanpa henti yang nyaris tidak menyisakan waktu untuk bernafas selama kurang lebih 100 menit.

Yang menarik dari film ini salah satunya ialah pemlihan temanya dimana keluarga itu terjebak dalam kondisi sosial dan politik seperti  itu yang sangat masuk akal dan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja dan bisa dialami siapa saja. Sementara itu kemudian menjadi menjadi lebih menarik lagi tokoh utama kita tipikal manusia biasa, bukan ahli bela diri atau ahli beraksi. Jack bersama istri dan dua anaknya yang masih bocah harus bertahan hidup. Bermain kucing-kucingan, menyelinap dari gedung ke gedung dan menyamar menyusuri jalan-jalan sepi di malam hari dengan segala keterbatasan untuk bisa keluar hidup-hidup di situasi yang semakin memanas. Dan ada satu adegan yang menurut saya sangat berkesan adalah ketika satu keluarga itu menyamar dan berpakaian menyerupai orang lokal kemudian menggunakan motor butut menembus barisan demonstran dengan keadaan sangat terjepit.

Satu hal yang paling mengganggu menurut saya justru ketika tidak ada campur tangan pemerintah sama sekali. Memang set waktunya terhitung hanya satu malam saja, tetapi melihat bagaimana penderitaan keluarga Jack dan pemerintah yang nyaris tidak bereaksi dan hanya muncul di awal film membuat kita semakin iba dengan kondisi yang dialami Jack bersama keluarga. Tapi secara keseluruhan film ini sangat layak untuk ditonton. No Escape jelas bukan kategori film kelas A, dengan bujetnya yang terbatas tapi masih mampu menghadirkan film yang mampu membuat penontonnya terhipnotis untuk terus menontonnya hingga akhir.

Rating
7/10

0 comments:

Post a Comment