Resist The Usual

Film Review Star Wars: The Force Awakens

3:13:00 PM Posted by Prast , , No comments
Inilah film paling ditunggu penikmat film sepanjang tahun ini. Trilogi pertama Star Wars adalah salah satu pencapaian terbaik dalam sejarah perfilman dunia, mereka menyebutnya sebagai pertunjukan luar angkasa yang epik.
Sebagai sebuah lanjutan kisah yang terakhir dirilis 3 tahun lalu apalagi dengan latar belakang cerita yang tidak cukup kuat jelas menjadi tugas berat bagi sutradara film ini, JJ Abrams. Bahkan sebelum menonton The Force Awakens, saya tidak menaruh ekspektasi besar pada film ini, namun ternyata saya salah besar, J.J Abrams mampu menanggung semua tanggung jawab dan ekspektasi sebesar ini.


The Force Awakens  melanjutkan dari apa yang terjadi di Return of The Jedi. Inti ceritanya adalah sebuah misi besar-besaran pencarian seorang legenda hidup bernama Luke Skywalker yang menghilang bak ditelan galaksi. Dua kubu berlomba menemukan keberadaan sang Jedi terkahir itu dengan dua agenda berbeda.  First Order, kubu jahat pimpinan Kylo Ren baru saja meluluh lantakan planet Jakku yang dipercaya menyimpan petunjuk terakhir keberadaan Luke dalam sebuah droid kecil, BB-8. BB-8 sendiri berhasil kabur membawa map digital paling dicari di seantero galaksi itu yang bertemu dengan gadis pengumpul sampah, Rey (Daisy Ridley) dan Finn (John Boyega), si Stormtrooper pembelot. Dari sinilah semua petualangan baru Star Wars kembali dimulai.
Seperti saya katakan tadi, bukan perkara mudah melanjutkan apa yang sebenarnya sudah selesai tiga puluh tahun lalu. Membuat kembali cerita baru dari awal tanpa membuang spirit pendahulunya menjadi tugas dari konduktor barunya, J.J Abrams. Jadi yang dilakukannya adalah membuat sebuah kisah baru, jagoan baru dan tentu saja teknologi baru dengan trilogi awal George Lucas sebagai benang merahnya, dan kamu tahu, semua berhasil dilakukan Abrams dengan baik, sangat baik.

Mengawali kisahnya dengan kehilangan tokoh sepenting Luke Skywalker jelas sudah memberi daya tarik tersendiri. Wajah-wajah baru yang tidak dikenal diberi kesempatan untuk beraksi dari awal. Tidak disangka duet pendatang baru; John Boyega dan Daisy Ridley berhasil mencuri hati penonton. Khusus buat Ridley, aktris muda asal Inggris ini punya tugas berat menjadi karakter sentral menggantikan Luke Skywalker dan ia melakukannya dengan sempurna. Perpaduan kecantikan, kecerdasan, keberanian dan ketangguhan, karakter Rey adalah jenis tokoh yang mudah dicintai penontonnya, ia sedikit banyak sudah mengingatkan kita pada Luke dalam The New Hope dengan segala kemisteriusan masa lalu dan peranan pentingnya dalam cerita, belum lagi saya menyebut droid baru yang lucu, BB-8, seperti versi R2-D2 dengan versi yang lebih lincah. Ada jagoan baru tentu saja ada musuh baru. Adam Driver bermain sebagai Kylo Ren, komandan First Order yang sejak kemunculan pertamanya sudah memberikan teror tersendiri dengan penampilan misterius, kekuatan gelap ala Darth Vader pujaannya dan light saber baru. Kisah Kylo Ren juga menjadi salah satu kejutan besar yang membuat narasi The Force Awekens menjadi lebih menarik. Berbicara soal kejutan, bukan Star Wars namanya jika tidak ada belitan-belitan di narasinya. 
The Force Awakens bisa dibilang sedikit berada di bawah Empire Strike Back yang punya kekuatan dan twist yang hampir sama gilanya. Setiap kejutan berakhir dengan letupan emosi, terutama buat para penonton lama. Setiap sesuatu yang familiar memunculkan sebuah nostalgia dan romantisme yang begitu kuat, dari sekedar scoring megah John Williams di awal film yang disertai dengan pergerakan font khasnya, kemunculan kembali Han Solo dan Chewbacca bersama Millenium Falcon-nya, Putri Leia yang menua dan C-3PO yang tidak pernah berubah cerewetnya. Khusus Han Solo yang masih dibawakan oleh Harrison Ford punya peran penting ketimbang karakter-karkater lama lain di episode VII ini yang bahkan disatu scene mampu mengubah arah kisah film ini di masa depan. Sementara kehadiran Luke sendiri memang sengaja disimpan karena kepentingan ceritanya.
Saya suka apa yang dilakukan Abrams di sini. Ia membuat sebuah tampilan baru dari universe lama Star Wars, tidak hanya untuk memanjakan penonton veterannya tetapi juga memperkenalkan dunia Star Wars kepada penonton barunya. Lihat bagaimana Abrams menghormati trilogi orisinalnya, ia seperti tengah memakaikan teman lama dengan baju baru. Abrams membuatnya menjadi lebih baik secara teknis dan visual termasuk setiap humornya yang bekerja dengan baik. Berbicara soal teknis, The Force Awakens seperti versi upgrade dari para pendahulunya. Perang bintang kini jauh lebih cantik, lebih canggih, lebih cepat dan lebih menggetarkan dengan segala efek khusus yang mahal. Penonton lawas akan merasakan sebuah nostalgia hebat ketika pasukan Rebellion yang dipimpin pilot handal, Poe Dameron (Oscar Issac) bermanuver hebat dengan X-wing-nya dalam misi menghancurkan versi raksasa Death Star, Starkiller. sementara penonton baru masih tetap akan terpukau dengan segala penyajiannya yang fantastis.

0 comments:

Post a Comment