Berusaha menjual premis tentang "Hancurnya Dunia Pertelevisian", Pretty Boys berusaha mengkritik sekaligus membongkar "daleman" dunia pertelevisian jaman sekarang. Sebuah debut penyutradaraan dari Tompi yang cukup berani.
Barangkali Pretty Boys memang merupakan media "curhat" dari Tompi, Imam Darto (penulis skenario) dan duo VinDes (cast utama dan juga merangkap produsernya). Terlihat dari cara film ini membongkar sudut pandang luar dalam dunia pertelevisian. Keren sih.
Berasa banget filmnya dibikin dari hati. Mulai dari ide jalan cerita yang fresh dengan mengkritik acara televisi sekarang, sekaligus kita sebagai penonton "awam" juga dibawa untuk bisa mengerti tentang sebab-akibat mengambil dari sudut pandang artis.
Pretty Boys membongkar dunia pertelevisian tanpa mengabaikan sisi entertainnya. Jokes bapak-bapak membuncah di mana mana. Kalo kalian emang penikmat program tv Tonight Shownya Vindes atau The Comments nya Danang Darto, lawakannya tai banget :))
Akting? VinDes ga usah ditanya. Bahkan Danilla di sini terlihat cukup natural, ga kaya di film dia sebelumnya. Scene stealernya sih Tora Sudiro dan Dwi Sasono (meskipun dia nongolnya bentar doang).
Kekurangan? mungkin di beberapa scene scoringnya kurang nyambung. Lalu ada bagian di mana si A kok tiba-tiba deket sama si ini, padahal tadinya suka sama si itu. Kok tiba-tiba sakit hati, padahal kan harusnya ga suka (?), kurang penjelasan gitu lah. Oh satu lagi, Onad aktingnya agak kurs yaa.
Kekurangan lain? Hmm, mungkin sebagian orang bakal merasa ga nyaman dengan dialog yang digunakan di film ini, dirasa terlalu "menyerang" kaum tertentu (?) entahlah. Tapi saya pribadi tidak merasa terganggu dengan hal tersebut.
Overall, Pretty Boys jelas sukses menjadi film komedi yang asik dengan tema yang "segar". Pesona dari Duo VinDes selain sukses menghibur dengan jokes kampretnya juga berhasil memberikan "edukasi" para penonton tentang betapa kejamnya dunia pertelevisian. Menarik!
Rating : 8 / 10
by : Watchmen
0 comments:
Post a Comment