Beberapa malam lalu saya mencoba merewatch koleksi film2 lama, salah satu yang menarik perhatian adalah sebuah film hitam putih produksi tahun 1957 berjudul 12 Angry Men.
Film ini mengajarkan sebuah pelajaran penting kepada para penontonnya bahwa film bagus dan berkualitas itu tidak harus selalu mengumbar adegan2 aksi cepat dan ekplosif, roman percintaan menye2, ataupun adegan peperangan kolosal yang melibatkan kru dalam jumlah yang masif. Namun dengan premis yang sederhana dan tentu ketika didukung dengan kekuatan naskah serta dialog2 para pemainnya yang luar biasa, membuat 12 Angry Men menjelma menjadi sebuah karya masterpiece klasik yang tak akan pernah pudar dimakan zaman.
12 Angry Men mengisahkan tentang dua belas juri (iye, di amrik kalo ada sidang harus ada 12 juri dari pihak netral yg bertugas membuat keputusan bulat bersalah atau tidaknya si tersangka) 12 juri itu ditugaskan untuk memutuskan bersalah atau tidaknya seorang anak laki-laki yang dilaporkan telah membunuh ayahnya sendiri. Setelah para juri melakukan voting ternyata hasilnya 11 untuk bersalah dan 1 suara untuk tidak bersalah, yakni juri #8 yang memiliki perbedaan pendapat mengenai keputusan itu. Adu argumen pun tidak terelakkan, satu persatu argumen dilontarkan antar juri yang semakin membuat diskusi semakin memanas.
Sebagai sebuah film klasik yang masih menggunakan media film hitam putih tentunya sulit bagi para penonton muda untuk menyukai film ini atau minimal melirik untuk mencoba menonton. Dan kerennya lagi selama satu jam lebih kita hanya akan melihat dua belas orang yang saling beradu pendapat dalam satu ruangan. Sebagian orang mungkin akan mengernyitkan dahinya jika ditawari film ini. Namun percayalah, 12 Angry Men akan membawamu kedalam sebuah pengalaman sinematis yang berbeda dan unik. Sidney Lumet sebagai sutradara tahu betul bagaimana caranya meramu sebuah film yang sepertinya berpotensi membosankan menjadi sebuah drama yang sangat menarik dan menegangkan. Beliau membuktikan sebuah film yang hebat tidak harus dibuat dengan budget besar. Cukup dengan kesederhanaan satu set ruangan dan dua belas aktor bertalenta super.
Film ini durasinya hanya 96 menit, jujur pertama saya nekat nonton film ini beranggapan jika film ini sampah, maka 96 menit kesiasiaan itu tidak akan terlalu merugikan. Dan well buat yang berpendapat bahwa film klasik alias jadul tidak menarik dan membosankan, lebih baik menyaksikan dulu 12 Angry Men. A Classic totally not to be Missed.
Rating
9/10
Film klasik mengajarkan byk hal ttg kehidupan jaman dlu yg mgkin tdk byk ditemui di jaman skrg. Penasaran sama alasan juri ke 8 knp tdk menyebutkan lelaki itu tdk bersalah seperti ke 10 juri yg lain.
ReplyDeleteDi tunggu review film klasik versi indonesia min �😁😁😄�
Juri ke 8 tidak punya alasan khusus, dia hanya ingin membahasnya terlebih dahulu tanpa langsung memberikan hak votingnya hanya karena bukti dan saksi menyatakan anak itu bersalah.
DeleteSelebihnya ditonton saja, ngga asik dong kalo dikasih tau sebelum nonton 😁